BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi, peranan komputer
sangatlah penting dalam mengambil alih dunia pekerjaan, dimana suatu pekerjaan
dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan efisien. Akan tetapi jika kita berkaca
pada realita yang ada, masih terlihat cukup banyak orang mengoperasikan komputer dengan tingkat
efisiensi yang terbilang jauh dari angka maksimal. Untuk itu dibutuhkan semacam
sarana untuk kita lebih meningkatkan kualitas skill dalam upaya memaksimalkan
penggunaan komputer sesuai dengan kebutuhan kita yang tentunya mengacu pada
kemampuan kerja komputer itu sendiri.
Jaringan internet yang semakin akrab dengan kehidupan di sekitar kita
saat ini seolah menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan yang selama ini kita
tunggu-tunggu, hal itu dapat kita lihat dari besarnya dampak positif yang
ditimbulkan dari maraknya penggunaan internet. Dengan fasilitas yang ada setiap
orang bisa dengan mudah mengakses informasi yang dibutuhkan dengan sangat
cepat. Tak dapat dipungkiri meskipun terdapat beberapa pihak yang
menyalahgunakan fasilitas ini dengan hal-hal negatif, akan tetapi sejauh itu
tidak merugikan pihak-pihak lain dan melanggar undang-undang masih dapat
ditolelir dan diantisipasi sedemikian kiranya.
Internet adalah jaringan komputer yang bisa dikategorikan sebagai WAN,
menghubungkan berjuta komputer diseluruh dunia, tanpa batas negara, dimana
setiap orang yang memiliki komputer dapat bergabung ke dalam jaringan ini hanya
dengan melakukan koneksi ke penyedia layanan internet (internet service
provider / ISP) seperti Telkom Speedy, atau IndosatNet. Internet dapat
diterjemahkan sebagai international networking (jaringan internasional), karena
menghubungkan komputer secara internasional, atau sebagai internetworking
(jaringan antar jaringan) karena menghubungkan berjuta jaringan diseluruh
dunia.
Internet dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Department
of Defense USA) membangun sebuah jaringan komputer di tahun 1969, yang diberi
nama ARPANET (Advanced Research Project Agency NETwork) dengan tujuan untuk
menghubungkan beberapa komputer yang berada dibeberapa universitas melakukan
riset militer, terutama untuk membangun jaringan komunikasi komputer yang mampu
bertahan terhadap serangan nuklir. Jaringan ini berkembang terus, semakin
banyak komputer yang terlibat, dan riset disisi pengembangan perangkat lunak
juga berkembang.
Walaupun tidak ada organisasi yang memiliki internet, namun ada banyak
organisasi yang memelihara jaringan ini melalui penetapan standarisasi
protokol, aturan-aturan, serta metoda akses. Internet Engineering Task Force
(IETF) menangani masalah-masalah teknis yang timbul di internet, seperti masalah pada protokol, arsitektur dan
pengoperasian internet. Internet Research Task Force (IRTF) menangani riset
teknis, seperti sistem pengalamatan dan rekayasa lainnya. Internet Assigned
Numbers Authority (IANA) mengatur pembagian alamat IP (IP#) ke berbagai negara
dan organisasi. Internet Society (ISOC) menangani masalah administrasi dan
struktur organisasi internet.
Badan usaha komersil kemudian menyediakan layanan akses dengan
menyediakan koneksi dari komputer pengguna ke internet, dan badan ini disebut
sebagai penyedia akses internet atau ISP. ISP menyediakan koneksi dial-up
melalui modem-telepon, koneksi wireless melalui antena WLAN, atau koneksi ADSL
melalui telepon. Protokol koneksi yang digunakan adalah SLIP (Serial Line
Interface Protocol) atau PPP (Point-to-Point Protocol), dimana koneksi SLIP
biasanya lebih lambat dari PPP.
Mengingat betapa besar dan pentingnya manfaat koneksi
jaringan internet dalam dunia pekerjaan, maka sudah selayaknyalah internet
menjadi alternatif yang sangat tepat dalam menanggulangi krisis Sumber Daya
Manusia (SDM) bangsa Indonesia. Tak hanya dalam lingkup dunia pekerjaan saja,
terlebih dalam dunia pendidikan demi terciptanya generasi muda yang berkompeten
dengan ilmu pengetahuan dalam bidang apapun.
1.2 Batasan Masalah
Agar
penulisan laporan ini tidak menyimpang dari permasalahan, maka dalam laporan
ini membahas tentang Optimalisasi Jaringan Internet pada Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan laporan ini adalah:
a.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pelatihan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Musi Rawas.
b.
Untuk penilaian mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi
Mahasiswa
Dapat melihat aplikasi nyata dari apa yang sudah
didapat selama proses perkuliahan dari semester satu sampai dengan semester
enam serta dapat melakukan obsevasi (pengamatan) tentang sejauh mana Sumber
Daya Manusia yang di butuhkan oleh Dinas Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas bila dibandingkannya dengan kurikulum yang ada
di Kampus STMIK-MURA.
1.4.2
Bagi Tempat
Praktek Kerja Lapangan
Sumbangan pemikiran sebagai masukan
bagi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas untuk
dijadikan sebuah wacana yang bahkan mungkin akan menjadi sebuah ide kreatif
dalam meningkatkan kinerja kepegawaian tersebut.
1.4.3
Bagi Lembaga
a.
Dapat digunakan sebagai bahan referensi sebagai
khasanah pengetahuan terhadap Ilmu Pengetahuan Komputer.
b.
Dapat digunakan sebagai literatur dalam proses
perkuliahan di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Musi Rawas
(STMIK-MURA).
1.5
Metoda
Pengumpulan Data
Pada penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, dalam
pengumpulan datanya penulis menggunakan beberapa metode yaitu;
1.
Observasi (Pengamatan)
Dalam
proses pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan secara langsung atas
seizin Pembimbing Lapangan yang diketahui oleh Kepala Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sehingga penulis mendapat data yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2.
Interview (Wawancara)
Dengan
metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung dari semua sumber yang
sekiranya dibutuhkan dalam penulisan laporan yang tentunya atas arahan
Pembimbing Lapangan.
3.
Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengambil atau
mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap perlu dalam penulisan laporan ini.
4.
Kepustakaan
Pada metode ini penulis melakukan
pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat data-data yang ada pada suatu
buku atau literatur yang berhubungan dengan laporan yang disusun oleh penulis.
1.6
Waktu dan
Tempat Praktek Kerja Lapangan
a. Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan selama 30
hari terhitung sejak tanggal 11 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 11 September
2014.
b.
Tempat
Tempat
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pendapatan, Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas Jl. Komplek Perkantoran Pemkab Musi
Rawas.
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
2.1 Sejarah Instansi
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Musi Rawas adalah instansi pemerintah di Kabupaten Musi Rawas yang diberi
wewenang untuk membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di
bidang perpustakaan. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Musi Rawas
Nomor : 03 Tahun 2008, tentang susunan organisasi dan tata kerja Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
Pembangunan di bidang perpustakaan merupakan salah satu
pencapaian rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) tahun 2011 – 2015, melalui
”Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi”, maka dengan program tersebut Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas telah merusmuskan visi yakni: ”Terwujudnya minat baca masyarakat terhadap
perpustakaan menuju musi rawas darussalam”. Untuk mewujudkan visi tersebut
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas mengemban misi
sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
Kapasitas Kelembagaan, Kualitas Dan Kuantitas Sumber Daya Aparatur.
2.
Meningkatkan
Kualitas Pembinaan Dan Pengelolaan Perpustakaan
3.
Meningkatkan Penyelenggaraan Kearsipan.
4.
Meningkatkan
Efisiensi Dan Efektifitas Pelayanan Administrasi Perkantoran
5.
Meningkatkan Pelestarian Dokumentasi, Arsip Daerah
Untuk
mencapai tujuan Misi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi
Rawas yang telah ditetapkan, maka tujuan umum yang ingin di capai sebagai
berikut :
1.
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya
Aparatur.
2.
Meningkatkan
Kualitas Pembinaan dan Pengelolaan Perpustakaan.
3.
Meningkatkan Penyelenggaraan Kearsipan.
4.
Meningkatkan
Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan Administrasi Perkantoran.
5.
Meningkatkan Kebutuhan Informasi bagi Masyarakat dalam
dunia Globalisasi.
Kabupaten Musi Rawas yang dikenal dengan Bumi Silampari adalah salah satu
dari Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang berada di bagian Barat
Laut, dengan batas-batas administratif sebagai berikut :
-
Sebelah
Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi.
-
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lahat.
-
Sebelah
Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Kota Lubuklinggau.
-
Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Muara Enim.
Secara
geografis, Kabupaten Musi Rawas terletak pada posisi 102°07'00" -
103°40'00" Bujur Timur dan 2°20'00" - 3°38'00" Lintang Selatan.
Luas Wilayah Kabupaten Musi Rawas secara keseluruhan adalah 1.236.582,66 ha,
Kabupaten Musi Rawas berada di Kawasan bagian barat Provinsi Sumatera Selatan,
tempat bertemunya hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Letak Kabupaten
Musi Rawas sangat strategis karena dilalui jalur lintas tengah Sumatera, yaitu
jalur darat yang menghubungkan Bakaheuni di Lampung dan Banda Aceh, serta jalan
lintas antar Provinsi yang menghubungkan Kota Palembang dengan Bengkulu, baik
melalui Sekayu maupun Lahat. Secara administratif Kabupaten Musi Rawas terdiri
dari 17 kecamatan, 19 kelurahan, 242 desa dengan jumlah penduduk 524.919 jiwa.
Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang
termasuk kategori daerah tertinggal. Dengan demikian maka pemerintah Kabupaten
Musi Rawas berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pembangunan di berbagai
bidang, salah satunya sumber daya manusia.
Dalam hal ini, Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi
Kabupaten Musi Rawas adalah lembaga pemerintahan dengan peran yang amat penting
dan strategis dalam masyarakat. Peran Perpustakaan mestinya mendapat prioritas
utama peran penting yang dipegang Perpustakaan adalah dukungannya terhadap
pembelajaran seumur hidup dan pengembangan diri setiap individu warga
masyarakat.
Sampai saat ini kondisi umum
pembangunan di bidang Perpustakaan dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertumbuhan Perpustakaan saat ini masih rendah, keberadaan perpustakaan sebagai
fasilitas individu dengan perkembangan umum pengetahuan dan teknologi semakin
penting namun, keberadaan perpustakaan di masyarakat sampai saat ini jumlahnya
masih terbatas penyebaran perpustakaan di masyarakat belum optimal, jumlah perpustakaan
Desa,Kelurahan,Masjid dan Masyarakat baru mencapai 26 perpustakaan dari 277
Desa dan Kelurahan dalam Kabupaten Musi Rawas.
- Perpustakaan Desa : 10 buah
- Perpustakaan Kelurahan : 11 buah
- Perpustakan Masjid : 3 buah
-
Perpustakaan Masyarakat : 2 buah
Kualitas dan kuantitas Tenaga
Perpustakaan belum memadai dari 19 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) hanya 4
orang sebagai pengelola Perpustakaan, dengan kondisi demikian, maka tenaga
pengelola perpustakaan dapat ditingkatkan. Apresiasi masyarakat terhadap
perpustakaan masih rendah. Lahirnya Undang-undang Nomor : 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, dalam upaya melaksanakan amanat Undang-undang dimaksud agar
pencapaian penyelenggaraan pemerinta dibidang Perpustakaan tercapai dengan
komprehensif diperlukan berbagai peraturan-peraturan sebagai landasan
operasional perpustakan.
Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas mempunyai beberapa
permasalahan ( isu aktual ) diantaranya
1.
Kurangnya
Sumber Daya Aparatur Di Bidang Perpustakaan Dan Kearsipan
2.
Masih
Terbatasnya Sarana Pendukung Terutama Di Bidang Perpustakaan Dan Arsip
3.
Masih
Rendahnya Rasa Ingin Tahu Masyarakat Tentang Ilmu Pengetahuan Melalui
Perpustakaan
4.
Belum
Optimalnya Sosialisasi Pada Masyarakat Tentang Pentingnya Wawasan Yang Luas
Melalui Media
5.
Masih
Rendahnya Minat Baca Masyarakat
6.
Belum
Memasyarakatnya Pelayanan Perpustakaan Dan Jasa Kearsipan Kepada Publik
(Instansi/Organisasi, Masyarakat)
7.
Belum Optimalnya Pengelolaan Sistem Administrasi
Kearsipan
Untuk
mengatasi kelemahan internal dan
memanfaatkan peluang yang ada di luar serta untuk mengantisipasi
perubahan dimasa depan perlu disusun langkah-langkah dalam bentuk kebijaksanaan
yang dibuat tentunya harus dapat mengkoordinir antara kepentingan Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sebagai komponen
pengelola Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dengan kepentingan masyarakat. Adapun beberapa kebijaksanaan yang akan
ditetapkan antara lain :
1.
Mengintensifkan
Kearsipan menjadi sumber informasi dan data.
2.
Mengembangkan Perpustakaan Sekolah, Desa dan Kelurahan
yang ada di Kecamatan.
3.
Melatih
Pengelola Perpustakaan Sekolah, Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan.
4.
Mengembangkan
Minat dan Budaya Baca.
5.
Pelestarian
Bahan Pustaka dan Kearsipan.
Peran Perpustakaan tetap
relevan dari zaman ke zaman, tantangan terbesar dalam pengembangan Perpustakaan
dan Kearsipan adalah belum diberdayakannya fasilitas yang ada untuk meningkatan
kualitas sumber daya manusia dan belum seragamnya pola pikir dalam menyikapi pentingnya
peran Perpustakaan, bagi pengembangan sumber daya manusia dalam upaya
Pemerintah untuk membangun dan mengembangkan perpustakaan harus ditanggapi
positif oleh semua pihak dan disikapi dengan meningkatkan kinerja oleh para
Pegawai Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi.
Dalam upaya pencapaian tersebut, pembangunan perpustakaan perlu dukungan
atau partisipasi semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat itu
sendiri. Disadari, bahwa fokus pendanaan melalui APBN dan APBD di bidang
perpustakaan di bidang perpustakaan sebagai instrumen pendidikan sepanjang
hayat.
2.2 Struktur
Organisasi
1. Kepala Kantor.
2. Kepala Sub.Bagian Tata
Usaha.
3. Kepala Seksi Perpustakaan.
4. Kepala Seksi Perpustakaan
dan Dokumentasi.
5. Kepala Seksi Sarana
Perpustakaan dan Kearsipan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
|
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kepegawaian
Perpustakaan Kabupaten Musi Rawas
2. 3
Jabatan dan Uraian Tugas
Dengan adanya struktur diatas,
dibawah ini adalah jabatan dan uraian tugasnya masing-masing yang terdiri dari
:
BAGIAN
PERTAMA
Kepala
Kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas dan kewajiban melaksanakan penyusunan dan
kebijakan daerah dibidang Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi. Untuk
melaksanakan tugas pokok sebagaiman yang dimaksud Kepala Kantor mempunyai
fungsi :
- Perumusan Kebijakan Kantor
- Penyusunan Rencana Strategi Kantor.
- Penyelenggaraan Pelayanan Umum di Bidang Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi.
- Pembinaan, Pengkoordinasi, Pengendalian, Pengawasan, Program dan Kegiatan Kantor.
- Penyelenggaraan Evaluasi Program dan Kegiatan Kantor
Adapun uraian tugasnya adalah
:
- Merencanakan, Mengkoordinasi, Menggerakkan dan Mengendalikan serta menetapkan kebijakan di bidang layanan pustaka, pengelolaan arsip daerah, serta dokumentasi.
- Membina dan mengarahkan Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya.
- Melakukan pembinaan terhadap kedisplinan pegawai dalam lingkungan Kantor.
- Melakukan upaya pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai dalam lingkup kantor.
- Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan keuangan dan penerimaan kantor.
BAGIAN KEDUA
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub.Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dan
kewajiban membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan perencanaan, pengendalian
data, pembinaan dan evaluasi program/kegiatan Kantor serta mempunyai fungsi :
- Pelaksanaan kebijakan teknis bagian
- Pelaksanaan program dan kegiatan bagian
- Pembinaan, Pengkoorkantorian, Pengendalian, Pengawasan program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup bagian.
- Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup bagian
Adapun uraian tugasnya adalah :
- Menyusun program dan rencana kerja Bagian Tata Usaha sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
- Melaksanakan surat menyurat untuk kepentingan dinas.
- Menerima, meneliti, mengagendakan, dan mendistribusikan surat-surat masuk dan surat keluar.
- Melakukan pengarsipan surat-surat dinas dan dokumen lainnya.
- Mengelola urusan rumah tangga dan keprotokolan.
- Mengelola urusan administrasi keuangan.
- Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
BAGIAN KETIGA
Kepala Seksi
Perpustakaan
Kepala
Seksi Perpustakaan memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam
melaksanakan kegiata penyelenggaraan perpustakaan serta mempunyai fungsi :
- Penyusunan program dan kegiatan seksi
- Pelaksanaan program dan kegiatan seksi
- Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan pejabat non structural dalam lingkup seksi.
- Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
Adapun
uraian tugasnya adalah :
- Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan layanan pustaka.
- Menyusun program dan kegiatan seksi perpustakaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
- Menyusun koleksi bahan pustaka sesuai dengan nomor klasifikasi.
- Melayani pengunjung atau pengguna jasa perpustakaan.
5.
Melaporkan
hasil pelaksanaan tugas kapada Kepala Kantor.
BAGIAN KEEMPAT
Kepala Seksi Kearsipan
Kepala
Seksi Kearsipan memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan kearsipan serta mempunyai fungsi :
- Penyusunan program dan kegiatan seksi.
- Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
- Pembinaan, Pengkoordinasian, Pengendalian, Pengawasan program dan kegiatan pejabat non struktural lingkup seksi.
- Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
Adapun
uraian tugasnya adalah :
- Menyusun petunjuk teknis kebijakan pengelolaan kearsipan dinamis dan statis, pengembangan sumberdaya aparatur kearsipan dan penggunaan sarana dan prasaran kearsipan.
- Menyusun program dan kegiatan seksi kearsipan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
- Melaksanakan pembinaan kearsipan terhadap perangkat daerah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan serta Badan Usaha Milik Daerah.
- Melaksanakan pemeliharaan, Penyelamatan, Pelestarian dan Pengamanan Arsip Daerah.
- Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Kantor
BAGIAN KELIMA
Kepala Seksi Sarana Perpustakaan dan Kearsipan
Kepala Seksi Sarana Perpustakaan dan Kearsipan
mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan Sarana Perpustakaan dan Kearsipan serta mempunyai
fungsi :
- Penyusunan program dan kegiatan seksi.
- Pelaksanaan program dan kegiatan seksi
- Pembinaan, Pengkoorkantorian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
- Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
Adapun uraian tugasnya adalah :
- Menyusun kebijakan teknis dan program kerja di bidang pengadaan sarana Perpustakaan dan Kearsipan.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan sarana Perpustakaan dan Kearsipan.
- Merumuskan dan menganalisa kebutuhan saran Perpustakaan dan Kearsipan.
- Melakukan inventarisasi, memelihara dan membuat laporan tentang alat dan sarana Perpustakaan dan Kearsipan.
- Melakukan pengadaan sarana/alat kebutuhan Perpustakaan dan Kearsipan.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai bidang tugasnya.
2.4 Peralatan Teknologi
Peralatan teknologi yang ada pada Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas diantaranya :
No
|
Peralatan
|
Merk
|
Unit
|
Kondisi
|
Keterangan
|
|
Baik
|
Rusak
|
|||||
1
|
PC
|
Samsung
|
12
|
2
|
10
|
|
2
|
Laptop
|
Acer
|
5
|
5
|
-
|
|
3
|
Printer
|
Canon
|
5
|
5
|
-
|
|
4
|
TV
|
Sharp
|
2
|
2
|
-
|
|
5
|
AC
|
Samsung
|
9
|
8
|
1
|
Tabel 2.1 . Peralatan teknologi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Musi Rawas
2.5 Kendaraan KPAD
Adapun
kendaraan yang dibutuhkan Pagawai di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Musi Rawas :
No
|
Nama Kendaraan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Mobil
|
2
|
1 buah mobil untuk kepala kantor dan 1 buah lagi untuk
mobil perpustakaan keliling
|
2
|
Motor
|
3
|
Kendaraan untuk karyawan
|
Tabel 2.2.
Kendaraan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pelaksanaan praktek kerja Lapangan (PKL) ini langsung mulai 11 Agustus selesi dengan 11
September 2014 dalam
plaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini pada
Kantor Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas berikut ini mengenai Tugas-tugas atau kegiatan penulisan selama
melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan),
Kantor Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
a) Minggu Pertama PKL
Penyerahan Mahasiswa PKL
kepada pihak Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas, didampingi oleh pembimbing lapangan dan
diperkenalkan oleh pihak STMIK–MURA Lubuklinggau, dan disambut oleh Bapak
kepala Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas yaitu Bapak Supriyanto, SP. MM dan diserahkan langsung kegiatan yang
bersangkutan dengan bidang-bidangnya masing-masing. Dibimbing dan diserah
arahan bagaimana tata cara,
sistem pengaturan yang ada
dibagian Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas. Untuk minggu pertama penulis membantu mempersiapkan
perlengkapan dalam rangkah memperingati hari kemerdekaan Indonesia, menikuti
lomba dan diberikan kepercayan untuk
membantu mencatat buku
masuk, cap buku masuk dan meratakan
yang sudah dicap dirak buku tersebut.
b) Minggu Kedua PKL
Minggu kedua ini kegiatannya
hampir sama dengan minggu pertama yaitu mencatat buku masuk, cap buku masuk, meratakan yang sudah dicap dirak, mengikuti
lombah, menanam BOGA istirahat.
c) Minggu Ketiga PKL
Minggu ketiga PKL saya
membantu dibagian kantor bersih-bersih ruang kantor tersebut dan ketik-ketik
surat masuk.
d)
Minggu
Keempat PKL
Minggu ke
empat atau minggu terakhir penutupan peserta PKL STMIK – MURA kota Lubuklinggau
Kantor Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas dan didampingi oleh Dosen pembimbing dan
kepala kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
3.2
Analisa
Global Sistem TIK
Sistem Jaringan yang digunakan pada kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas
menganut sistem Topologi Topologi Wireless (Nirkabel). Jaringan nirkabel menjadi
trend sebagai alternatif dari jaringan kabel, terutama untuk pengembangan LAN
tradisional karena bisa mengurangi biaya pemasangan kabel dan mengurangi
tugas-tugas relokasi kabel apabila terjadi perubahan dalam arsitektur bangunan
dsb. Topologi ini dikenal dengan berbagai nama, misalnya WLAN, WaveLAN, HotSpot,
dsb.
3.2.1
Pengenalan Wireless LAN
Kita akan mendiskusikan
tentang pangsa pasar wireless LAN, gambaran masa lalu, sekarang dan masa depan
dari wireless LAN, serta pengenalan wireless LAN standar pemerintah. Kemudian
kita akan mendiskusikan beberapa aplikasi yang sesuai untuk wireless LAN.
Menurut pengalaman dari cerita dan evolusi dari teknologi wireless LAN
merupakan bagian yang penting dari prinsip dasar wireless LAN. Suatu pemahaman
dari mana wireless LAN datang dan aplikasinya serta organisasinya yang dapat
membantu perkembangan teknologi yang memungkinkan anda untuk mengaplikasikan
wireless LAN yang lebih baik ke dalam organisasimu atau kebutuhan klien.
3.2.2 Pangsa
Pasar Wireless LAN
Pangsa pasar wireless LAN
sepertinya berkembang sama halnya dengan fashion pada kebanyakan industri
jaringan, dimulai dengan mengadopsi awal menggunakan teknologi apapun yang
telah tersedia. Pemasaran telah dipindahkan kedalam pertumbuhan yang cepat, di
mana standard populer menyediakan katalisator. Perbedaan yang besar antara
pemasaran jaringan secara keseluruhan dan pemasaran wireless LAN menjadi
meningkat. wireless LAN memberikan fleksibilitas dalam implementasinya dan
tidak heran mereka pindah dengan cepat ke sektor pasar yang lainnya.
3.2.3
Sejarah Wireless LAN
Penyebaran jaringan
nirkabel, seperti kebanyakan teknologi, seperti turun temurun dibawah naungan
dari militer. Militer perlu suatu kemudahan, yang mudah diterapkan, dan metode
keamanan pertukaran data dalam suatu lingkungan peperangan. Ketika biaya
teknologi nirkabel merosot dan mutu meningkat, itu menjadi penghematan biaya
untuk perusahaan-perusahaan yang dapat menggabungkan bagian nirkabel ke dalam
jaringan mereka. Teknologi nirkabel menawarkan suatu jalan yang murah untuk
kampus untuk menghubungkan bangunan satu sama lain tanpa pemasangan kabel fiber
atau tembaga.
3.2.4 Standarisasi
Wireless LAN
Karena wireless LAN
mengirim menggunakan frekuensi radio, wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang
sama dan digunakan untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal
Communications Commission ( FCC) mengatur penggunaan alat dari wireless LAN.
Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima beberapa standard operasional
dan syarat dalam Amerika Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute
of Electrical Electronic Engineers (IEEE).
Beberapa Standar wireless
LAN :
a.
IEEE 802.11 – standar asli wireless LAN
menetapkan tingkat perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi
transmisi light-based dan RF.
b.
IEEE 802.11b – menggambarkan tentang
beberapa transfer data yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam
lingkup teknologi transmisi.
c.
IEEE 802.11a – gambaran tentang
pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE
802.11b, dan menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII.
d.
IEEE 802.11g – syarat yang paling terbaru
berdasar pada 802.11 standard yang menguraikan transfer data sama dengan
cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang memungkinkan
untuk lebih murah.
3.2.5
Komponen-komponen Wireless LAN
Ada empat
komponen utama dalam WLAN, yaitu:
a.
Access Point, merupakan perangkat yang menjadi
sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke
kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi
mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan
disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan
dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.
Gambar 3.1.
Access Point Router
b.
Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang
dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal
adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International
Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial
Bus).
Gambar 3.2. Wireless Adapter
c.
Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses
untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA
sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral
Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).
d.
Antena external (optional) digunakan untuk
memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. contoh
: antena kaleng.
Secara
relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai
ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya merekomendasikan
belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access Point. Meskipun secara
teorinya perangkat ini bisa menampung banyak namun akan terjadi kinerja yang
menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access
Point.
Komponen
logic dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set
IDentification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus
mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID
tertentu supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar
dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat
kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari klien ke Access
Point. Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless
Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap
PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke
sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal
RF.
3.2.6 Aplikasi
Wireless LAN
A.
Akses
Role
Wireless
LAN kebanyakan menyebar dalam suatu lapisan akses, maksudnya mereka digunakan
sebagai suatu titik masukan ke dalam suatu kabel jaringan. Di masa lalu, akses
telah digambarkan sebagai dial-up, ADSI, kabel/telegram, selular, Ethernet,
Token Ring, Frame Relay, ATM, dan lain lain.
Wireless
cara sederhana yang lain untuk para user dalam mengakses jaringan tersebut.
Wireless LAN adalah lapisan jaringan Data-Link seperti cara akses semuanya
hanya mendaftar saja. Dalam kaitan dengan kecepatan, jaringan nirkabel tidaklah
tepat diterapkan dalam distributor atau sebagai inti dalam jaringan. Tentu
saja, dalam jaringan kecil, mungkin tidak ada perbedaan antara inti,
Distribusi, atau Lapisan akses dari jaringan tersebut. Lapisan inti dari suatu
jaringan harus sangat stabil dan sangat cepat, mampu menangani suatu jumlah
yang luar biasa dengan sedikit kesulitan dan pengalaman tidak ada penurunan
waktu. Lapisan distribusi suatu jaringan harus cepat, fleksibel, dan dapat
diandalkan. Wireless LAN tidak secara khusus dibutuhkan sebagai suatu solusi
perusahaan. Gambar 1.1 menggambarkan klien dengan cepat memperoleh akses dalam
suatu kabel jaringan melalui hubungan suatu alat koneksi (point access).
Gambar 3.3. Akses role dari wireless LAN
B.
Perluasan
Jaringan
Jaringan
nirkabel dapat bertindak sebagai suatu perluasan dari suatu kabel jaringan. Ada kemungkinan masalah
dimana memperluas jaringan akan memerlukan tambahan kabel dalam instalasinya
dan menjadi kendala dalam pembiayaannya. Wireless LAN dapat dengan mudah
digunakan untuk menyediakan konektivitas dalam suatu gedung yang merupakan area
yang jauh, digambarkan dalam denah dalam gambar 1.2. Karena hanya sedikit
diperlukan pemasangan kabel untuk memasangan wireless LAN, biaya instalasi dan
pembelian ethernet dengan sepenuhnya dihapuskan.
Gambar 3.4. Perluasan Jaringan
C.
Menghubungkan
Gedung Satu dengan yang lain
Terdapat
2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar gedung. Pertama disebut
Point-to-Point (PTP), dan yang kedua disebut Point-to-Multipoint (PTMP).
Point-to-point adalah koneksi nirkabel hanya antar dua bangunan, seperti gambar
1.3. Koneksi PTP hampir selalu menggunakan semi-directional atau
highly-directional antenna pada masing-masing akhir dari link.
Gambar 3.5. Koneksi antar gedung
Point-to-multipoint
(PTMP) adalah koneksi nirkabel tiga atau lebih dari beberapa gedung, bentuk
penerapannya adalah “hub and spoke” atau star topologi, dimana salah satu
gedung sebagai titik pusat dari jaringan (server).
D.
Pengiriman
Data Bermil-mil
Wireless
Internet Service Providers (WISPs) sekarang mengambil keuntungan dari kemajuan
terbaru dalam teknologi nirkabel untuk mengirim data bermil-mil untuk melayani
pelanggan mereka. WISP mempunyai tantangan yang unik bagi mereka. Hanya
provider xDSL mempunyai permasalahan lebih jauh pada jarak yang jauh yaitu
18.000 kaki ( 5,7 km) dari kantor pusat dan kabel provider mempunyai persoalan
dengan kabel yang sedang dipakai bersamaan oleh user, WISP mempunyai masalah
dengan atap, pohon, kilat, pegunungan, menara dan banyak lagi hambatan dalam
konektivitas.
Gambar 3.6. Layanan Data yang jauh
E.
Mobilitas
Sebagai
suatu solusi lapisan akses, wireless LAN tidak dapat digantikan dengan kabel
LAN dalam kondisi kecepatan data (100BaseTx tiap 100Mbps versus IEEE 802.11a
tiap 54Mbps). Wireless LAN melakukan penawaran dalam peningkatan suatu
mobilitas ( seperti pada gambar 1.5) sebagai awal perdagangan untuk kecepatan
dan mutu layanan.
Gambar 3.7. Mobilitas
F.
Small
Office – Home Office
Bentuk
jenis ini juga digunakan oleh banyak perusahaan yang hanya mempunyai beberapa
karyawan. Dalam perusahaan ini mempunyai kebutuhan untuk membagi informasi
antar para pemakai dan koneksi internet tunggal untuk efisiensi dan peningkatan
produktivitas. Untuk aplikasi ini -small office-home office, atau SOHO-
wireless LAN sangat mudah dan solusi yang efektif.
Gambar 3.8. SOHO wireless LAN
G.
Mobile
Offices
Suatu
contoh sederhana dalam menghubungkan kelas dengan cepat yang konektivitasnya
menggunakan wireless LAN yang digambarkan dalam gambar 1.7. Ruang kantor
sementara juga memanfaatkan jaringan dengan wireless LAN. Ketika perusahaan
berkembang, mereka sering mencari kekurangan dari ruang kantor mereka, dan
butuh untuk sedikit pekerjaan untuk berpindah ke lokasi yang berdekatan,
seperti suatu kantor bersebelahan atau suatu kantor pada lantai yang berbeda
tetapi masih satu gedung.
Gambar 3.9. Suatu sekolah dengan kelas yang
mobilitas
Penggunaan teknologi LAN
nirkabel pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas adalah untuk menghubungakan
bidang-bidang jabatan sesuai dengan uraian tugas sebagaimana tersebut di atas.
Meskipun demikian, tidak semua bidang terhubung dalam jaringan melainkan pada
bidang-bidang tertentu yang memang sangat dibutuhkan untuk dihubungkan dalam
proses kinerja sistem daripada dinas tersebut. Hal itulah yang memicu dan
menginspirasi penulis untuk menciptakan suatu ide atau gagasan dalam
mengoptimalisasikan sistem / fasilitas yang ada.
3.1
Analisa
Sistem Baru
Berdasarkan analisa yang telah penulis
lakukan selama mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dari tanggal 11
Agustus 2014 sampai dengan 11 September 2014 bahwasannya system yang ada pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas terbilang
sangat mumpuni dalam kinerja para karyawannya. Akan tetapi masih terdapat
beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan dalam optimalisasi system tersebut.
Adapun beberapa hal yang mungkin dapat dikalukan adalah:
3.1.1
Koneksi internet
Secara lebih spesifik, pada Dinas kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas
selain memiliki jaringan WLAN juga terdapat HotSpot area dimana para pegawai
bisa mengakses layanan internet dengan menggunakan Wi-Fi. Namun ada baiknya jika jaringan
tersebut terkoneksi internet sehingga memungkinkan Dinas tersebut tidak hanya
online pada lingkup lokal saja, melainkan dengan jaringan yang lebih luas. Hal
ini juga dapat menuai dampak positif di antaranya dalam pengembangan jaringan
tersebut dapat membagi beberapa informasi terhadap masyarakat yang sedang
membutuhkan atau berurusan dengan dinas tersebut.
3.1.2 Mengaktifkan
Aplikasi NetMeeting
Sebagaimana yang telah penulis ketahui bahwa pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas pada seluruh Jaringan yang
terkoneksi menggunakan Sistem Operasi Windows 7 dimana pada Sistem Operasi ini
tidak terdapat fiturAplikasi NetMeeting. Netmeeting adalah salah satu aplikasi
yang disertakan semenjak system operasi windows 98. Sehingga Netmeeting sudah
ada semenjak tahun 1998. Aplikasi Netmeeting ini dipersiapkan untuk keperluan
rapat yang pegunaannya tidak dalam satu lokasi yang sama. Netmeeting adalah
jenis aplikasi yang menggunakan/berbasis VOIP (Voice Over Internet Protocol).
Dengan Netmeeting kita juga dapat melakukan sharing program, chatting seperti
yahoo messenger dan yang paling utama dapat berkomunikasi seperti telepon yang
dilengkapi dengan fasilitas gambar.
Untuk mengaktifkan aplikasi NetMeeting pada Windows 7
sebagaimana yang terdapat pada kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas, terlebih dahulu kita harus
menginstall Windows XP dengan system virtualisasi. Sistem ini bekerja
dengan cara mengaktifkan satu Sistem
Operasi ke dalam Sistem Operasi yang lain. Software
virtual ini terdapat banyak macamnya di antaranya seperti virtual pc, vmware,
virtualbox, dll. Dalam hal ini penulis akan membahas Sistem Virtualisasi dengan
Virtual PC.
Ada
beberapa requirement Hardware maupun Software untuk dapat memasang XP Mode di
Windows 7 Anda. Berikut adalah langkah-langkahnya :
- Pastikan bahwa Laptop atau PC anda sudah Support Hardware virtualization. caranya : Bila anda menggunakan Intel Processors, gunakan install tools ini (Intel Processor Identification Utility). dan bagi pengguna AMD Processors gunakan tools ini (AMD Virtualization Compatibility Check Utility). Kebetulan saya menggunakan Intel processors, berikut ini adalah penampakannya.
Jika Nilai dari
Intel® Virtualization Technology bernilai YES , berarti
hardware anda siap untuk menggunakan XP Mode (lihat gambar). Secara
Default, Fitur ini dalam kondisi Disable. Aktifkan/Enable-kan fitur Intel® Virtualization
Technology ini melalui setting BIOS .
2.
Selanjutnya adalah Menginstall Windows Virtual PC Beta
dan Windows XP Mode.
3.
Untuk mencoba XP Mode anda yang sudah terinstall di
Windows 7 anda, coba ketikkan ‘Virtual Windows’ pada ‘Search programs and files’
Box di windows 7 anda (lihat gambar)
Untuk step selanjutnya, penginstalan OS ke dalam virtual. Klik start,
lalu masukkan CD XP atau bisa juga image file (*.iso). Bisa juga degan
memasukkan/setting CD pada gambar berikut:
ntar masukin cd xp atau image file juga
bisa (*.iso), atau bisa juga masukin/setting cd seperti gbr berikut :
Penginstalan XP dilakukan sebagaimana kita
biasa menginstall ulang.
Tips;
Untuk tampilan full
screen pada layar virtual, tekan keybord CTRL (kanan) + F
dan Agar file bisa di share ke OS asli, ada di bagian setting> shared folder dan untuk aksesnya di drive "network" dari kedua OS dengan klik expand (tanda +) disamping drive network
dan Agar file bisa di share ke OS asli, ada di bagian setting> shared folder dan untuk aksesnya di drive "network" dari kedua OS dengan klik expand (tanda +) disamping drive network
Finish..
Setelah Sistem
Operasi Windows XP terinstall pada Windows 7 dengan system virtualisasi, maka
secara otomatis aplikasi NetMeeting ikut serta terdapat pada SO tersebut. Hanya
saja perlu dilakukan aktivasi terlebih dahulu agar aplikasi ini bisa langsung
digunakan.
Langkah-langkah mengaktifkan aplikasi NetMeeting:
1.
Klik Start, dan pilih Run.
2.
Ketikkan Conf, lalu klik OK
3.
Ketika muncul kotak dialog seperti di bawah ini, klik
Next
4. Di NetMeeting Wizard, masukkan informasi
yang diminta; minimal First
name,
Last name dan E-mail address. Klik Next.
5. Jika Anda ingin orang lain dapat melihat
Anda di direktori, centang Log on
to
a directory server when NetMeeting starts. Klik Next.
6. Pilih kecepatann koneksi Anda di jaringan.
Klik Next.
7. Centang Put a shortcut to NetMeeting on my desktop (atau on my Quick
Launch
bar). Klik Next.
8. Berikutnya, kita akan masuk ke Audio
Tuning Wizard, Klik Next.
9. Tentukan peranti untuk Recording dan
Playback. Klik Next
10. Uji suara dengan mengklik Test, geser slider ke tingkatan volume yang
Anda
inginkan. Bila sudah puas, klik Next.
11. Sekarang, uji fungsi mikrofon dengan membaca
teks yang tersedia. Geser
slider
ke volume yang Anda inginkan. Bila sudah sesuai, klik Next
Catatan; “Jika mikroponnya belum terpasang pada PC anda, maka akan muncul pesan
seperti di bawah ini. Pastikan microphone anda sudah terpasang dengan benar dan
Click Back untuk mengulang kembali pengaturan”.
12. Klik Finish untuk menyelesaikan Wizard.
NetMeeting akan
aktif dan siap digunakan. Untuk selanjutnya, aplikasi ini sudah muncul di
daftar menu Start.
Untuk
melakukan obrolan dalam bentuk pesan singkat atau yang lebih dikenal dengan
chatting, pilih nama yang akan kita ajak chat kemudian ketikkan apa yang akan
anda bicarakan seperti contoh pada gambar dibawah ini;
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Teknologi wireless telah ada sejak dulu
yang secara sederhana diimplementasikan
di dunia militer. Kepopuleran dan level teknologi yang digunakan dalam wireless
Lan bertumbuh dengan sangat pesat. Manufactur telah menciptakan a myriad of
solutions untuk berbagai kebutuhan kita akan jaringan wireless. Kenyamanan,
pupolaritas, penyediaan, dan harga dari perangkat keras wireless LAN
menyediakan kita semua dengan banyak solusi yang berbeda. Teknologi pada Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sudak cukup mumpuni
dalam memenuhi kebutuhan kinerjanya. Hanya saja di butuhkan beberapa langkah
untuk optimalisasi agar semua Sistem Jaringan yang terdapat pada dinas tersebut
dapat benar-benar terpakai secara efisien.
4.2
Saran
Mengiingat betapa banyaknya
manfaat Jaringan Komputer terhadap kalangan pelajar, perguruan tinggi,
masyarakat maupun pemerintah, maka
sudah seharusnya Jaringaan Komputer atau Internet kita gunakan sebagai
bahan komunikasi yang cepat, agar segala sesuatu dapat berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan
Bupati Nomor 40 tahun 2008 tentang “Penjabaran Pokok dan Fungsi Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas”;
Buku Panduan
Penulisan Laporan PKL
httprepository.usu.ac.idbitstream123456789169564Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar