Minggu, 29 Maret 2015

laporan PKL



BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi, peranan komputer sangatlah penting dalam mengambil alih dunia pekerjaan, dimana suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan efisien. Akan tetapi jika kita berkaca pada realita yang ada, masih terlihat cukup banyak orang  mengoperasikan komputer dengan tingkat efisiensi yang terbilang jauh dari angka maksimal. Untuk itu dibutuhkan semacam sarana untuk kita lebih meningkatkan kualitas skill dalam upaya memaksimalkan penggunaan komputer sesuai dengan kebutuhan kita yang tentunya mengacu pada kemampuan kerja komputer itu sendiri.
Jaringan internet yang semakin akrab dengan kehidupan di sekitar kita saat ini seolah menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan yang selama ini kita tunggu-tunggu, hal itu dapat kita lihat dari besarnya dampak positif yang ditimbulkan dari maraknya penggunaan internet. Dengan fasilitas yang ada setiap orang bisa dengan mudah mengakses informasi yang dibutuhkan dengan sangat cepat. Tak dapat dipungkiri meskipun terdapat beberapa pihak yang menyalahgunakan fasilitas ini dengan hal-hal negatif, akan tetapi sejauh itu tidak merugikan pihak-pihak lain dan melanggar undang-undang masih dapat ditolelir dan diantisipasi sedemikian kiranya.
Internet adalah jaringan komputer yang bisa dikategorikan sebagai WAN, menghubungkan berjuta komputer diseluruh dunia, tanpa batas negara, dimana setiap orang yang memiliki komputer dapat bergabung ke dalam jaringan ini hanya dengan melakukan koneksi ke penyedia layanan internet (internet service provider / ISP) seperti Telkom Speedy, atau IndosatNet. Internet dapat diterjemahkan sebagai international networking (jaringan internasional), karena menghubungkan komputer secara internasional, atau sebagai internetworking (jaringan antar jaringan) karena menghubungkan berjuta jaringan diseluruh dunia.
Internet dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Department of Defense USA) membangun sebuah jaringan komputer di tahun 1969, yang diberi nama ARPANET (Advanced Research Project Agency NETwork) dengan tujuan untuk menghubungkan beberapa komputer yang berada dibeberapa universitas melakukan riset militer, terutama untuk membangun jaringan komunikasi komputer yang mampu bertahan terhadap serangan nuklir. Jaringan ini berkembang terus, semakin banyak komputer yang terlibat, dan riset disisi pengembangan perangkat lunak juga berkembang.
Walaupun tidak ada organisasi yang memiliki internet, namun ada banyak organisasi yang memelihara jaringan ini melalui penetapan standarisasi protokol, aturan-aturan, serta metoda akses. Internet Engineering Task Force (IETF) menangani masalah-masalah teknis yang timbul di internet,  seperti masalah pada protokol, arsitektur dan pengoperasian internet. Internet Research Task Force (IRTF) menangani riset teknis, seperti sistem pengalamatan dan rekayasa lainnya. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) mengatur pembagian alamat IP (IP#) ke berbagai negara dan organisasi. Internet Society (ISOC) menangani masalah administrasi dan struktur organisasi internet.
Badan usaha komersil kemudian menyediakan layanan akses dengan menyediakan koneksi dari komputer pengguna ke internet, dan badan ini disebut sebagai penyedia akses internet atau ISP. ISP menyediakan koneksi dial-up melalui modem-telepon, koneksi wireless melalui antena WLAN, atau koneksi ADSL melalui telepon. Protokol koneksi yang digunakan adalah SLIP (Serial Line Interface Protocol) atau PPP (Point-to-Point Protocol), dimana koneksi SLIP biasanya lebih lambat dari PPP.
Mengingat betapa besar dan pentingnya manfaat koneksi jaringan internet dalam dunia pekerjaan, maka sudah selayaknyalah internet menjadi alternatif yang sangat tepat dalam menanggulangi krisis Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia. Tak hanya dalam lingkup dunia pekerjaan saja, terlebih dalam dunia pendidikan demi terciptanya generasi muda yang berkompeten dengan ilmu pengetahuan dalam bidang apapun.
1.2     Batasan Masalah
          Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari permasalahan, maka dalam laporan ini membahas tentang Optimalisasi Jaringan Internet pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.

1.3     Tujuan
          Tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
a.       Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
b.      Untuk penilaian mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL).
1.4     Manfaat
          1.4.1    Bagi Mahasiswa
                     Dapat melihat aplikasi nyata dari apa yang sudah didapat selama proses perkuliahan dari semester satu sampai dengan semester enam serta dapat melakukan obsevasi (pengamatan) tentang sejauh mana Sumber Daya Manusia yang di butuhkan oleh Dinas Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas bila dibandingkannya dengan kurikulum yang ada di Kampus STMIK-MURA.
1.4.2        Bagi  Tempat Praktek Kerja Lapangan
Sumbangan pemikiran sebagai masukan bagi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas untuk dijadikan sebuah wacana yang bahkan mungkin akan menjadi sebuah ide kreatif dalam meningkatkan kinerja kepegawaian tersebut.
1.4.3        Bagi Lembaga
a.       Dapat digunakan sebagai bahan referensi sebagai khasanah pengetahuan terhadap Ilmu Pengetahuan Komputer.
b.      Dapat digunakan sebagai literatur dalam proses perkuliahan di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Musi Rawas (STMIK-MURA).
1.5         Metoda Pengumpulan Data
Pada penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, dalam pengumpulan datanya penulis menggunakan beberapa metode yaitu;


1.         Observasi (Pengamatan)
          Dalam proses pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan secara langsung atas seizin Pembimbing Lapangan yang diketahui oleh Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sehingga penulis mendapat data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2.         Interview (Wawancara)
          Dengan metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung dari semua sumber yang sekiranya dibutuhkan dalam penulisan laporan yang tentunya atas arahan Pembimbing Lapangan.
3.         Dokumentasi
          Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengambil atau mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap perlu dalam penulisan laporan ini.
4.         Kepustakaan
     Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat data-data yang ada pada suatu buku atau literatur yang berhubungan dengan laporan yang disusun oleh penulis.
1.6         Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
a.       Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan selama 30 hari terhitung sejak tanggal 11 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 11 September 2014.
b.      Tempat
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pendapatan, Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas Jl. Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas.






BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1   Sejarah Instansi
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas adalah instansi pemerintah di Kabupaten Musi Rawas yang diberi wewenang untuk membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang perpustakaan. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor : 03 Tahun 2008, tentang susunan organisasi dan tata kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
Pembangunan di bidang perpustakaan merupakan salah satu pencapaian rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) tahun 2011 – 2015, melalui ”Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi”, maka dengan program tersebut Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas telah merusmuskan visi yakni: ”Terwujudnya minat baca masyarakat terhadap perpustakaan menuju musi rawas darussalam”. Untuk mewujudkan visi tersebut Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas mengemban misi sebagai berikut :
1.             Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan, Kualitas Dan Kuantitas Sumber Daya Aparatur.
2.             Meningkatkan Kualitas Pembinaan Dan Pengelolaan Perpustakaan
3.             Meningkatkan Penyelenggaraan Kearsipan.
4.             Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Pelayanan Administrasi Perkantoran
5.             Meningkatkan Pelestarian Dokumentasi, Arsip Daerah
Untuk mencapai tujuan Misi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas yang telah ditetapkan, maka tujuan umum yang ingin di capai sebagai berikut :
1.             Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Aparatur.
2.             Meningkatkan Kualitas Pembinaan dan Pengelolaan Perpustakaan.
3.             Meningkatkan Penyelenggaraan Kearsipan.
4.             Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Pelayanan Administrasi Perkantoran.
5.             Meningkatkan Kebutuhan Informasi bagi Masyarakat dalam dunia Globalisasi.
Kabupaten Musi Rawas yang dikenal dengan Bumi Silampari adalah salah satu dari Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang berada di bagian Barat Laut, dengan batas-batas administratif sebagai berikut :
-           Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi.
-           Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lahat.
-           Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Kota Lubuklinggau.
-           Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Muara Enim.
Secara geografis, Kabupaten Musi Rawas terletak pada posisi 102°07'00" - 103°40'00" Bujur Timur dan 2°20'00" - 3°38'00" Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Musi Rawas secara keseluruhan adalah 1.236.582,66 ha, Kabupaten Musi Rawas berada di Kawasan bagian barat Provinsi Sumatera Selatan, tempat bertemunya hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Letak Kabupaten Musi Rawas sangat strategis karena dilalui jalur lintas tengah Sumatera, yaitu jalur darat yang menghubungkan Bakaheuni di Lampung dan Banda Aceh, serta jalan lintas antar Provinsi yang menghubungkan Kota Palembang dengan Bengkulu, baik melalui Sekayu maupun Lahat. Secara administratif Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 17 kecamatan, 19 kelurahan, 242 desa dengan jumlah penduduk 524.919 jiwa.
Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang termasuk kategori daerah tertinggal. Dengan demikian maka pemerintah Kabupaten Musi Rawas berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya sumber daya manusia.
Dalam hal ini, Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas adalah lembaga pemerintahan dengan peran yang amat penting dan strategis dalam masyarakat. Peran Perpustakaan mestinya mendapat prioritas utama peran penting yang dipegang Perpustakaan adalah dukungannya terhadap pembelajaran seumur hidup dan pengembangan diri setiap individu warga masyarakat.
Sampai saat ini kondisi umum pembangunan di bidang Perpustakaan dapat diuraikan sebagai berikut : Pertumbuhan Perpustakaan saat ini masih rendah, keberadaan perpustakaan sebagai fasilitas individu dengan perkembangan umum pengetahuan dan teknologi semakin penting namun, keberadaan perpustakaan di masyarakat sampai saat ini jumlahnya masih terbatas penyebaran perpustakaan di masyarakat belum optimal, jumlah perpustakaan Desa,Kelurahan,Masjid dan Masyarakat baru mencapai 26 perpustakaan dari 277 Desa dan Kelurahan dalam Kabupaten Musi Rawas.
- Perpustakaan Desa                  : 10 buah
- Perpustakaan Kelurahan          : 11 buah
- Perpustakan Masjid                 :   3 buah
- Perpustakaan Masyarakat        :   2 buah
Kualitas dan kuantitas Tenaga Perpustakaan belum memadai dari 19 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) hanya 4 orang sebagai pengelola Perpustakaan, dengan kondisi demikian, maka tenaga pengelola perpustakaan dapat ditingkatkan. Apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan masih rendah. Lahirnya Undang-undang Nomor : 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dalam upaya melaksanakan amanat Undang-undang dimaksud agar pencapaian penyelenggaraan pemerinta dibidang Perpustakaan tercapai dengan komprehensif diperlukan berbagai peraturan-peraturan sebagai landasan operasional perpustakan.
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas mempunyai beberapa permasalahan ( isu aktual ) diantaranya
1.             Kurangnya Sumber Daya Aparatur Di Bidang Perpustakaan Dan Kearsipan
2.             Masih Terbatasnya Sarana Pendukung Terutama Di Bidang Perpustakaan Dan Arsip
3.             Masih Rendahnya Rasa Ingin Tahu Masyarakat Tentang Ilmu Pengetahuan Melalui Perpustakaan
4.             Belum Optimalnya Sosialisasi Pada Masyarakat Tentang Pentingnya Wawasan Yang Luas Melalui Media
5.             Masih Rendahnya Minat Baca Masyarakat
6.             Belum Memasyarakatnya Pelayanan Perpustakaan Dan Jasa Kearsipan Kepada Publik (Instansi/Organisasi, Masyarakat)
7.             Belum Optimalnya Pengelolaan Sistem Administrasi Kearsipan
Untuk mengatasi kelemahan internal dan  memanfaatkan peluang yang ada di luar serta untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan perlu disusun langkah-langkah dalam bentuk kebijaksanaan yang dibuat tentunya harus dapat mengkoordinir antara kepentingan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sebagai komponen pengelola Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dengan kepentingan masyarakat. Adapun beberapa kebijaksanaan yang akan ditetapkan antara lain :
1.             Mengintensifkan Kearsipan menjadi sumber informasi dan data.
2.             Mengembangkan Perpustakaan Sekolah, Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan.
3.             Melatih Pengelola Perpustakaan Sekolah, Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan.
4.             Mengembangkan Minat dan Budaya Baca.
5.             Pelestarian Bahan Pustaka dan Kearsipan.
Peran Perpustakaan tetap relevan dari zaman ke zaman, tantangan terbesar dalam pengembangan Perpustakaan dan Kearsipan adalah belum diberdayakannya fasilitas yang ada untuk meningkatan kualitas sumber daya manusia dan belum seragamnya pola pikir dalam menyikapi pentingnya peran Perpustakaan, bagi pengembangan sumber daya manusia dalam upaya Pemerintah untuk membangun dan mengembangkan perpustakaan harus ditanggapi positif oleh semua pihak dan disikapi dengan meningkatkan kinerja oleh para Pegawai Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi.
Dalam upaya pencapaian tersebut, pembangunan perpustakaan perlu dukungan atau partisipasi semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat itu sendiri. Disadari, bahwa fokus pendanaan melalui APBN dan APBD di bidang perpustakaan di bidang perpustakaan sebagai instrumen pendidikan sepanjang hayat.
2.2    Struktur Organisasi
1. Kepala Kantor.
2. Kepala Sub.Bagian Tata Usaha.
3. Kepala Seksi Perpustakaan.
4. Kepala Seksi Perpustakaan dan Dokumentasi.
5. Kepala Seksi Sarana Perpustakaan dan Kearsipan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
STAF
 
KASUBAK TATA USAHA
Dien Candra,SH. MH
 
STAF
 
STAF
 
STAF

 
STAF

 
STAF

 
STAF
 
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
 
STAF
 
STAF
 
STAF
 
KASI PERPUSTAKAAN
Lestar Gunadi, S. Sos
 
KASI SARANA PERPUSTAKAAN
Surdin, SE
 
KASI KEARSIPAN
Hazmi Amrullah, S. Sos
 
Bagan Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada gambar 2.1

























STAF
 


STAF
 




STAF
 





STAF
 



STAF
 

 

























Gambar 2.1.  Struktur Organisasi Kepegawaian Perpustakaan Kabupaten Musi  Rawas
2. 3  Jabatan dan Uraian Tugas
Dengan adanya struktur diatas, dibawah ini adalah jabatan dan uraian tugasnya masing-masing yang terdiri dari :
BAGIAN PERTAMA
Kepala Kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas dan kewajiban melaksanakan penyusunan dan kebijakan daerah dibidang Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiman yang dimaksud Kepala Kantor mempunyai fungsi :
  1. Perumusan Kebijakan Kantor
  2. Penyusunan Rencana Strategi Kantor.
  3. Penyelenggaraan Pelayanan Umum di Bidang Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi.
  4. Pembinaan, Pengkoordinasi, Pengendalian, Pengawasan, Program dan Kegiatan Kantor.
  5. Penyelenggaraan Evaluasi Program dan Kegiatan Kantor
Adapun uraian tugasnya adalah :
  1. Merencanakan, Mengkoordinasi, Menggerakkan dan Mengendalikan serta menetapkan kebijakan di bidang layanan pustaka, pengelolaan arsip daerah, serta dokumentasi.
  2. Membina dan mengarahkan Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya.
  3. Melakukan pembinaan terhadap kedisplinan pegawai dalam lingkungan Kantor.
  4. Melakukan upaya pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai dalam lingkup kantor.
  5. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan keuangan dan penerimaan kantor.


BAGIAN KEDUA
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
            Kepala Sub.Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan perencanaan, pengendalian data, pembinaan dan evaluasi program/kegiatan Kantor serta mempunyai fungsi :
  1. Pelaksanaan kebijakan teknis bagian
  2. Pelaksanaan program dan kegiatan bagian
  3. Pembinaan, Pengkoorkantorian, Pengendalian, Pengawasan program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup bagian.
  4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup bagian
Adapun uraian tugasnya adalah :
  1. Menyusun program dan rencana kerja Bagian Tata Usaha sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
  2. Melaksanakan surat menyurat untuk kepentingan dinas.
  3. Menerima, meneliti, mengagendakan, dan mendistribusikan surat-surat masuk dan surat keluar.
  4. Melakukan pengarsipan surat-surat dinas dan dokumen lainnya.
  5. Mengelola urusan rumah tangga dan keprotokolan.
  6. Mengelola urusan administrasi keuangan.
  7. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
BAGIAN KETIGA
Kepala Seksi Perpustakaan
            Kepala Seksi Perpustakaan memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan kegiata penyelenggaraan perpustakaan serta mempunyai fungsi :
  1. Penyusunan program dan kegiatan seksi
  2. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi
  3. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan pejabat non structural dalam lingkup seksi.
  4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
Adapun uraian tugasnya adalah :
  1. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan layanan pustaka.
  2. Menyusun program dan kegiatan seksi perpustakaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
  3. Menyusun koleksi bahan pustaka sesuai dengan nomor klasifikasi.
  4. Melayani pengunjung atau pengguna jasa perpustakaan.
5.      Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kapada Kepala Kantor.
BAGIAN KEEMPAT
Kepala Seksi Kearsipan
Kepala Seksi Kearsipan memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan kearsipan serta mempunyai fungsi :
  1. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
  2. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
  3. Pembinaan, Pengkoordinasian, Pengendalian, Pengawasan program dan kegiatan pejabat non struktural lingkup seksi.
  4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
Adapun uraian tugasnya adalah :
  1. Menyusun petunjuk teknis kebijakan pengelolaan kearsipan dinamis dan statis, pengembangan sumberdaya aparatur kearsipan dan penggunaan sarana dan prasaran kearsipan.
  2. Menyusun program dan kegiatan seksi kearsipan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
  3. Melaksanakan pembinaan kearsipan terhadap perangkat daerah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan serta Badan Usaha Milik Daerah.
  4. Melaksanakan pemeliharaan, Penyelamatan, Pelestarian dan Pengamanan Arsip Daerah.
  5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Kantor
BAGIAN KELIMA
Kepala Seksi Sarana Perpustakaan dan Kearsipan
            Kepala Seksi Sarana Perpustakaan dan Kearsipan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Sarana Perpustakaan dan Kearsipan serta mempunyai fungsi :
  1. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
  2. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi
  3. Pembinaan, Pengkoorkantorian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
  4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
Adapun uraian tugasnya adalah :
  1. Menyusun kebijakan teknis dan program kerja di bidang pengadaan sarana Perpustakaan dan Kearsipan. tahun 2010 - 2015. proaktif dan berorintasi rmance ).

  2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan sarana Perpustakaan dan Kearsipan.
  3. Merumuskan dan menganalisa kebutuhan saran Perpustakaan dan Kearsipan.
  4. Melakukan inventarisasi, memelihara dan membuat laporan tentang alat dan sarana Perpustakaan dan Kearsipan.
  5. Melakukan pengadaan sarana/alat kebutuhan Perpustakaan dan Kearsipan.
  6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai bidang tugasnya.
2.4  Peralatan Teknologi
       Peralatan teknologi yang ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas diantaranya :
No
Peralatan
Merk
Unit
Kondisi
Keterangan
Baik
Rusak
1
PC
Samsung
12
2
10

2
Laptop
Acer
5
5
-

3
Printer
Canon
5
5
-

4
TV
Sharp
2
2
-

5
AC
Samsung
9
8
1

Tabel 2.1 . Peralatan teknologi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas

2.5 Kendaraan KPAD
Adapun kendaraan yang dibutuhkan Pagawai di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas :
No
Nama Kendaraan
Jumlah
Keterangan
1
Mobil
2
1 buah mobil untuk kepala kantor dan 1 buah lagi untuk mobil perpustakaan keliling
2
Motor
3
Kendaraan untuk karyawan
Tabel 2.2. Kendaraan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1         Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pelaksanaan  praktek kerja Lapangan (PKL)  ini langsung mulai 11 Agustus selesi dengan 11 September 2014 dalam plaksanaan Praktek Kerja  Lapangan (PKL) ini pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas berikut ini mengenai Tugas-tugas atau kegiatan penulisan selama melaksanakan PKL (Praktek Kerja  Lapangan), Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
a)    Minggu Pertama PKL
Penyerahan Mahasiswa PKL kepada pihak Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas, didampingi oleh pembimbing lapangan dan diperkenalkan oleh pihak STMIK–MURA Lubuklinggau, dan disambut oleh Bapak kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas yaitu Bapak Supriyanto, SP. MM dan diserahkan langsung kegiatan yang bersangkutan dengan bidang-bidangnya masing-masing. Dibimbing dan diserah arahan bagaimana tata cara, sistem pengaturan yang ada dibagian Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas. Untuk minggu pertama penulis membantu mempersiapkan perlengkapan dalam rangkah memperingati hari kemerdekaan Indonesia, menikuti lomba dan diberikan kepercayan untuk membantu mencatat buku masuk, cap buku masuk dan meratakan yang sudah dicap dirak buku tersebut.
b)   Minggu Kedua PKL
Minggu kedua ini kegiatannya hampir sama dengan minggu pertama yaitu mencatat buku masuk, cap buku masuk, meratakan yang sudah dicap dirak, mengikuti lombah, menanam BOGA istirahat.
c)    Minggu Ketiga PKL
Minggu ketiga PKL saya membantu dibagian kantor bersih-bersih ruang kantor tersebut dan ketik-ketik surat masuk.
d)   Minggu Keempat PKL
Minggu ke empat atau minggu terakhir penutupan peserta PKL STMIK – MURA kota Lubuklinggau Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas dan didampingi oleh Dosen pembimbing dan kepala kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas.
3.2         Analisa Global  Sistem TIK
Sistem Jaringan yang digunakan pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas menganut sistem Topologi Topologi Wireless (Nirkabel). Jaringan nirkabel menjadi trend sebagai alternatif dari jaringan kabel, terutama untuk pengembangan LAN tradisional karena bisa mengurangi biaya pemasangan kabel dan mengurangi tugas-tugas relokasi kabel apabila terjadi perubahan dalam arsitektur bangunan dsb. Topologi ini dikenal dengan berbagai nama, misalnya WLAN, WaveLAN, HotSpot, dsb.
3.2.1 Pengenalan Wireless LAN
Kita akan mendiskusikan tentang pangsa pasar wireless LAN, gambaran masa lalu, sekarang dan masa depan dari wireless LAN, serta pengenalan wireless LAN standar pemerintah. Kemudian kita akan mendiskusikan beberapa aplikasi yang sesuai untuk wireless LAN. Menurut pengalaman dari cerita dan evolusi dari teknologi wireless LAN merupakan bagian yang penting dari prinsip dasar wireless LAN. Suatu pemahaman dari mana wireless LAN datang dan aplikasinya serta organisasinya yang dapat membantu perkembangan teknologi yang memungkinkan anda untuk mengaplikasikan wireless LAN yang lebih baik ke dalam organisasimu atau kebutuhan klien.
3.2.2   Pangsa Pasar Wireless LAN
Pangsa pasar wireless LAN sepertinya berkembang sama halnya dengan fashion pada kebanyakan industri jaringan, dimulai dengan mengadopsi awal menggunakan teknologi apapun yang telah tersedia. Pemasaran telah dipindahkan kedalam pertumbuhan yang cepat, di mana standard populer menyediakan katalisator. Perbedaan yang besar antara pemasaran jaringan secara keseluruhan dan pemasaran wireless LAN menjadi meningkat. wireless LAN memberikan fleksibilitas dalam implementasinya dan tidak heran mereka pindah dengan cepat ke sektor pasar yang lainnya.
3.2.3 Sejarah Wireless LAN
Penyebaran jaringan nirkabel, seperti kebanyakan teknologi, seperti turun temurun dibawah naungan dari militer. Militer perlu suatu kemudahan, yang mudah diterapkan, dan metode keamanan pertukaran data dalam suatu lingkungan peperangan. Ketika biaya teknologi nirkabel merosot dan mutu meningkat, itu menjadi penghematan biaya untuk perusahaan-perusahaan yang dapat menggabungkan bagian nirkabel ke dalam jaringan mereka. Teknologi nirkabel menawarkan suatu jalan yang murah untuk kampus untuk menghubungkan bangunan satu sama lain tanpa pemasangan kabel fiber atau tembaga.
3.2.4 Standarisasi Wireless LAN
Karena wireless LAN mengirim menggunakan frekuensi radio, wireless LAN diatur oleh jenis hukum yang sama dan digunakan untuk mengatur hal-hal seperti AM/FM radio. Federal Communications Commission ( FCC) mengatur penggunaan alat dari wireless LAN. Dalam pemasaran wireless LAN sekarang, menerima beberapa standard operasional dan syarat dalam Amerika Serikat yang diciptakan dan dirawat oleh Institute of Electrical Electronic Engineers (IEEE).
Beberapa Standar wireless LAN :
a.              IEEE 802.11 – standar asli wireless LAN menetapkan tingkat perpindahan data yang paling lambat dalam teknologi transmisi light-based dan RF.
b.             IEEE 802.11b – menggambarkan tentang beberapa transfer data yang lebih cepat dan lebih bersifat terbatas dalam lingkup teknologi transmisi.
c.              IEEE 802.11a – gambaran tentang pengiriman data lebih cepat dibandingkan (tetapi kurang sesuai dengan) IEEE 802.11b, dan menggunakan 5 GHZ frekuensi band UNII.
d.             IEEE 802.11g – syarat yang paling terbaru berdasar pada 802.11 standard yang menguraikan transfer data sama dengan cepatnya seperti IEEE 802.11a, dan sesuai dengan 802.11b yang memungkinkan untuk lebih murah.
3.2.5 Komponen-komponen Wireless LAN
Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu:
a.         Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

                 
Gambar 3.1. Access Point Router
b.        Wireless LAN Interface, merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).

Gambar 3.2. Wireless Adapter
c.    Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).
d.   Antena external (optional) digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri oleh user. contoh : antena kaleng.
Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point.
Komponen logic dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set IDentification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari klien ke Access Point. Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF.
3.2.6 Aplikasi Wireless LAN
A.           Akses Role
Wireless LAN kebanyakan menyebar dalam suatu lapisan akses, maksudnya mereka digunakan sebagai suatu titik masukan ke dalam suatu kabel jaringan. Di masa lalu, akses telah digambarkan sebagai dial-up, ADSI, kabel/telegram, selular, Ethernet, Token Ring, Frame Relay, ATM, dan lain lain.
Wireless cara sederhana yang lain untuk para user dalam mengakses jaringan tersebut. Wireless LAN adalah lapisan jaringan Data-Link seperti cara akses semuanya hanya mendaftar saja. Dalam kaitan dengan kecepatan, jaringan nirkabel tidaklah tepat diterapkan dalam distributor atau sebagai inti dalam jaringan. Tentu saja, dalam jaringan kecil, mungkin tidak ada perbedaan antara inti, Distribusi, atau Lapisan akses dari jaringan tersebut. Lapisan inti dari suatu jaringan harus sangat stabil dan sangat cepat, mampu menangani suatu jumlah yang luar biasa dengan sedikit kesulitan dan pengalaman tidak ada penurunan waktu. Lapisan distribusi suatu jaringan harus cepat, fleksibel, dan dapat diandalkan. Wireless LAN tidak secara khusus dibutuhkan sebagai suatu solusi perusahaan. Gambar 1.1 menggambarkan klien dengan cepat memperoleh akses dalam suatu kabel jaringan melalui hubungan suatu alat koneksi (point access).
Gambar 3.3. Akses role dari wireless LAN
B.            Perluasan Jaringan
Jaringan nirkabel dapat bertindak sebagai suatu perluasan dari suatu kabel jaringan. Ada kemungkinan masalah dimana memperluas jaringan akan memerlukan tambahan kabel dalam instalasinya dan menjadi kendala dalam pembiayaannya. Wireless LAN dapat dengan mudah digunakan untuk menyediakan konektivitas dalam suatu gedung yang merupakan area yang jauh, digambarkan dalam denah dalam gambar 1.2. Karena hanya sedikit diperlukan pemasangan kabel untuk memasangan wireless LAN, biaya instalasi dan pembelian ethernet dengan sepenuhnya dihapuskan.
Gambar 3.4. Perluasan Jaringan

C.            Menghubungkan Gedung Satu dengan yang lain
Terdapat 2 perbedaan bentuk dari konektivitas antar gedung. Pertama disebut Point-to-Point (PTP), dan yang kedua disebut Point-to-Multipoint (PTMP). Point-to-point adalah koneksi nirkabel hanya antar dua bangunan, seperti gambar 1.3. Koneksi PTP hampir selalu menggunakan semi-directional atau highly-directional antenna pada masing-masing akhir dari link.

Gambar 3.5. Koneksi antar gedung

Point-to-multipoint (PTMP) adalah koneksi nirkabel tiga atau lebih dari beberapa gedung, bentuk penerapannya adalah “hub and spoke” atau star topologi, dimana salah satu gedung sebagai titik pusat dari jaringan (server).

D.           Pengiriman Data Bermil-mil
Wireless Internet Service Providers (WISPs) sekarang mengambil keuntungan dari kemajuan terbaru dalam teknologi nirkabel untuk mengirim data bermil-mil untuk melayani pelanggan mereka. WISP mempunyai tantangan yang unik bagi mereka. Hanya provider xDSL mempunyai permasalahan lebih jauh pada jarak yang jauh yaitu 18.000 kaki ( 5,7 km) dari kantor pusat dan kabel provider mempunyai persoalan dengan kabel yang sedang dipakai bersamaan oleh user, WISP mempunyai masalah dengan atap, pohon, kilat, pegunungan, menara dan banyak lagi hambatan dalam konektivitas.

Gambar 3.6. Layanan Data yang jauh
E.            Mobilitas
Sebagai suatu solusi lapisan akses, wireless LAN tidak dapat digantikan dengan kabel LAN dalam kondisi kecepatan data (100BaseTx tiap 100Mbps versus IEEE 802.11a tiap 54Mbps). Wireless LAN melakukan penawaran dalam peningkatan suatu mobilitas ( seperti pada gambar 1.5) sebagai awal perdagangan untuk kecepatan dan mutu layanan.
Gambar 3.7. Mobilitas

F.             Small Office – Home Office
Bentuk jenis ini juga digunakan oleh banyak perusahaan yang hanya mempunyai beberapa karyawan. Dalam perusahaan ini mempunyai kebutuhan untuk membagi informasi antar para pemakai dan koneksi internet tunggal untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas. Untuk aplikasi ini -small office-home office, atau SOHO- wireless LAN sangat mudah dan solusi yang efektif.
Gambar 3.8. SOHO wireless LAN
G.           Mobile Offices
Suatu contoh sederhana dalam menghubungkan kelas dengan cepat yang konektivitasnya menggunakan wireless LAN yang digambarkan dalam gambar 1.7. Ruang kantor sementara juga memanfaatkan jaringan dengan wireless LAN. Ketika perusahaan berkembang, mereka sering mencari kekurangan dari ruang kantor mereka, dan butuh untuk sedikit pekerjaan untuk berpindah ke lokasi yang berdekatan, seperti suatu kantor bersebelahan atau suatu kantor pada lantai yang berbeda tetapi masih satu gedung.

Gambar 3.9. Suatu sekolah dengan kelas yang mobilitas
Penggunaan teknologi LAN nirkabel pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas adalah untuk menghubungakan bidang-bidang jabatan sesuai dengan uraian tugas sebagaimana tersebut di atas. Meskipun demikian, tidak semua bidang terhubung dalam jaringan melainkan pada bidang-bidang tertentu yang memang sangat dibutuhkan untuk dihubungkan dalam proses kinerja sistem daripada dinas tersebut. Hal itulah yang memicu dan menginspirasi penulis untuk menciptakan suatu ide atau gagasan dalam mengoptimalisasikan sistem / fasilitas yang ada.
3.1         Analisa Sistem Baru
Berdasarkan analisa yang telah penulis lakukan selama mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dari tanggal 11 Agustus 2014 sampai dengan 11 September 2014 bahwasannya system yang ada pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas terbilang sangat mumpuni dalam kinerja para karyawannya. Akan tetapi masih terdapat beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan dalam optimalisasi system tersebut. Adapun beberapa hal yang mungkin dapat dikalukan adalah:
3.1.1    Koneksi internet
Secara lebih spesifik, pada Dinas kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas selain memiliki jaringan WLAN juga terdapat HotSpot area dimana para pegawai bisa mengakses layanan internet dengan menggunakan  Wi-Fi. Namun ada baiknya jika jaringan tersebut terkoneksi internet sehingga memungkinkan Dinas tersebut tidak hanya online pada lingkup lokal saja, melainkan dengan jaringan yang lebih luas. Hal ini juga dapat menuai dampak positif di antaranya dalam pengembangan jaringan tersebut dapat membagi beberapa informasi terhadap masyarakat yang sedang membutuhkan atau berurusan dengan dinas tersebut.
3.1.2  Mengaktifkan Aplikasi NetMeeting
Sebagaimana yang telah penulis ketahui bahwa pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas pada seluruh Jaringan yang terkoneksi menggunakan Sistem Operasi Windows 7 dimana pada Sistem Operasi ini tidak terdapat fiturAplikasi NetMeeting. Netmeeting adalah salah satu aplikasi yang disertakan semenjak system operasi windows 98. Sehingga Netmeeting sudah ada semenjak tahun 1998. Aplikasi Netmeeting ini dipersiapkan untuk keperluan rapat yang pegunaannya tidak dalam satu lokasi yang sama. Netmeeting adalah jenis aplikasi yang menggunakan/berbasis VOIP (Voice Over Internet Protocol). Dengan Netmeeting kita juga dapat melakukan sharing program, chatting seperti yahoo messenger dan yang paling utama dapat berkomunikasi seperti telepon yang dilengkapi dengan fasilitas gambar.
Untuk mengaktifkan aplikasi NetMeeting pada Windows 7 sebagaimana yang terdapat pada kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas, terlebih dahulu kita harus menginstall Windows XP dengan system virtualisasi. Sistem ini bekerja dengan    cara mengaktifkan satu Sistem Operasi ke dalam Sistem Operasi yang lain. Software virtual ini terdapat banyak macamnya di antaranya seperti virtual pc, vmware, virtualbox, dll. Dalam hal ini penulis akan membahas Sistem Virtualisasi dengan Virtual PC.
Ada beberapa requirement Hardware maupun Software untuk dapat memasang XP Mode di Windows 7 Anda. Berikut adalah langkah-langkahnya :
  1. Pastikan bahwa Laptop atau PC anda sudah Support Hardware virtualization. caranya : Bila anda menggunakan Intel Processors, gunakan install tools ini (Intel Processor Identification Utility). dan bagi pengguna AMD Processors gunakan tools ini (AMD Virtualization Compatibility Check Utility).  Kebetulan saya menggunakan Intel processors, berikut ini adalah penampakannya.
Intel Virtualization 2
Jika Nilai dari Intel® Virtualization Technology bernilai YES , berarti hardware anda siap untuk menggunakan XP Mode  (lihat gambar). Secara Default, Fitur ini dalam kondisi Disable. Aktifkan/Enable-kan fitur Intel® Virtualization Technology ini melalui setting BIOS .
2.      Selanjutnya adalah Menginstall Windows Virtual PC Beta dan Windows XP Mode.
3.      Untuk mencoba XP Mode anda yang sudah terinstall di Windows 7 anda, coba ketikkan ‘Virtual Windows’ pada ‘Search programs and files’ Box di windows 7 anda (lihat gambar)
virtual start
Kemudian klik Programs “Virtual Windows XP”  maka XP Mode akan aktif (lihat gambar)virtual xp
Untuk step selanjutnya, penginstalan OS ke dalam virtual. Klik start, lalu masukkan CD XP atau bisa juga image file (*.iso). Bisa juga degan memasukkan/setting CD pada gambar berikut:
ntar masukin cd xp atau image file juga bisa (*.iso), atau bisa juga masukin/setting cd seperti gbr berikut :
7
Penginstalan XP dilakukan sebagaimana kita biasa menginstall ulang.

Tips;
Untuk tampilan full screen pada layar virtual, tekan keybord CTRL (kanan) + F
dan Agar file bisa di share ke OS asli, ada di bagian setting> shared folder dan untuk aksesnya di drive "network" dari kedua OS dengan klik expand (tanda +) disamping drive network
8
Finish..
Setelah Sistem Operasi Windows XP terinstall pada Windows 7 dengan system virtualisasi, maka secara otomatis aplikasi NetMeeting ikut serta terdapat pada SO tersebut. Hanya saja perlu dilakukan aktivasi terlebih dahulu agar aplikasi ini bisa langsung digunakan.
Langkah-langkah mengaktifkan aplikasi NetMeeting:
1.             Klik Start, dan pilih Run.







2.             Ketikkan Conf, lalu klik OK
3.             Ketika muncul kotak dialog seperti di bawah ini, klik Next
4.      Di NetMeeting Wizard, masukkan informasi yang diminta; minimal First
name, Last name dan E-mail address. Klik Next.
5.      Jika Anda ingin orang lain dapat melihat Anda di direktori, centang Log on
to a directory server when NetMeeting starts. Klik Next.
6.      Pilih kecepatann koneksi Anda di jaringan. Klik Next.

7.      Centang Put a shortcut to NetMeeting on my desktop (atau on my Quick
Launch bar). Klik Next.
8.       Berikutnya, kita akan masuk ke Audio Tuning Wizard, Klik Next.
9.       Tentukan peranti untuk Recording dan Playback. Klik Next
         
10.     Uji suara dengan mengklik Test, geser slider ke tingkatan volume yang
Anda inginkan. Bila sudah puas, klik Next.
         




11.    Sekarang, uji fungsi mikrofon dengan membaca teks yang tersedia. Geser
slider ke volume yang Anda inginkan. Bila sudah sesuai, klik Next
Catatan; “Jika mikroponnya belum terpasang pada PC anda, maka akan muncul pesan seperti di bawah ini. Pastikan microphone anda sudah terpasang dengan benar dan Click Back untuk mengulang kembali pengaturan”.
12.    Klik Finish untuk menyelesaikan Wizard.
NetMeeting akan aktif dan siap digunakan. Untuk selanjutnya, aplikasi ini sudah muncul di daftar menu Start.
Untuk mengoperasikannya, isi no IP yang di tuju kemudian call
15
   Untuk melakukan obrolan dalam bentuk pesan singkat atau yang lebih dikenal dengan chatting, pilih nama yang akan kita ajak chat kemudian ketikkan apa yang akan anda bicarakan seperti contoh pada gambar dibawah ini;
16
BAB IV
PENUTUP

4.1         Kesimpulan
Teknologi wireless telah ada sejak dulu yang secara sederhana  diimplementasikan di dunia militer. Kepopuleran dan level teknologi yang digunakan dalam wireless Lan bertumbuh dengan sangat pesat. Manufactur telah menciptakan a myriad of solutions untuk berbagai kebutuhan kita akan jaringan wireless. Kenyamanan, pupolaritas, penyediaan, dan harga dari perangkat keras wireless LAN menyediakan kita semua dengan banyak solusi yang berbeda. Teknologi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sudak cukup mumpuni dalam memenuhi kebutuhan kinerjanya. Hanya saja di butuhkan beberapa langkah untuk optimalisasi agar semua Sistem Jaringan yang terdapat pada dinas tersebut dapat benar-benar terpakai secara efisien.

4.2         Saran
Mengiingat betapa banyaknya manfaat Jaringan Komputer terhadap kalangan pelajar, perguruan tinggi, masyarakat maupun pemerintah, maka sudah seharusnya Jaringaan Komputer atau Internet kita gunakan sebagai bahan komunikasi yang cepat, agar segala sesuatu dapat berjalan baik.







DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Bupati Nomor 40 tahun 2008 tentang “Penjabaran Pokok dan Fungsi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas”;
Buku Panduan Penulisan Laporan PKL
httprepository.usu.ac.idbitstream123456789169564Chapter%20II.pdf

Tidak ada komentar:

Wisata Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau

Hai Semua.... Bingung mau kemana, jika teman2 ingin berlibur di wilayah sumatera selatan jangan lupa mampir di Kota Lubuklinggau, sebab di l...