BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Kader
yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah kader yang mampu
mengembangkan potensi dirinya, sehingga kader mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya. Untuk mewujudkan kader yang mampu
mengembangkan potensi dirinya tersebut bukanlah hal yang mudah, sudah banyak
upaya perbaikan-perbaikan peningkatan mutu perkader yang dilakukan oleh
pengurus Komisaiat, maupun Cabang. Terutama HMI Cabang Lubuklinggau.
Beberapa
upaya yang dilakukan pengurus dalam mewujudkan misi HMI salah satu upayanya
adalah dengan membuat kajian-kajian ilmiah dan non-ilmiah maupun konsultasi
terhadap alumni HMI. Tetapi didalam pribahasa kader sekarang hanya mengikuti
air yang mengalir. Karena kader HMI belum mengerti dalam kehidupan yang akan
terjadi di bangsa ini. Dengan adanya program presiden bahwa Indonesia akan
menjadi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimulai tawal tahu 2015 sekarang.
Seperti diketahui bahwa Alqur’an dan
sunnah Rasulullah SAW. Merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk
menapaki kehidupan yang fana didunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal di
akhirat.
Keadilan dalam pandangan Islam
merupakan keharusan dalam kehidupan muslim. Di samping itu juga merupakan
memiliki dimensi ibadah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ungkapan “Sesungguhnya
kami telah menempatkan kamu sekalian dimuka bumi dan kami adakan bagimu dimuka
bumi itu ( sumber ) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”( QS. Al-A’raf
: 10).
Ada ungkapan menarik dari Fahmi
Huwaydi (ulama terkemuka Mesir) dalam kitab Al-Qur’an wa Al-Sulthan:
“Jika kita mencari padanan kata yang praktis, ringkas dan konprehensif dalam
satu kata dari segala yang dikandung syariah, kita tidak akan menemukan padanan
selain “keadilan”. Jika tauhid merupakan penyangga aqidah maka keadilan adalah
penyangga syariah. Praktek keislaman yang benar tidak akan tuntas jika dua sisi
tersebut tidak saling menguatkan. Selain itu, jika kita hanya membatasi pada
salah satunya dan mengabaikan yang lain, maka hanya akan menghasilkan proses
yang menyimpang dan bagaimanapun tidak akan mampu menegakkan praktek
keislaman.”
Ungkapan ini tidak berlebihan jika
kita menelaah kembali pesan Islam tentang keadilan Keadilan merupakan perintah
Allah kepada para nabi dan kewajiban bagi kaum muslim: “Dan telah Aku
perintahkan agar berbuat adil di antara kalian”. (al-Syura, 15); “Sesungguhnya
Allah menyuruh kalian berbuat adil” (al-nahl, 90); “Wahai orang-orang beriman
jadilah kalian para penegak keadilan” (al-Nisa’ 135); “sesungguhnya Allah
menyuruh kalian untuk memenuhi amanat kepada yang berhak, dan jika kalian
mengadili antara manusia maka adililah dengan adil” (al-Nisa’ 58).
Dengan
memperhatikan dari program kerja pengurus dari tinngkat komisariat hingga
cabang dan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI Sebagai Acuhan Organisasi dalam
membangun pola pikir kader dan latar belakang, maka penulis akan membahas
tentang AKTUALISASI NDP DALAM MEMBANGUN
KEADILAN SOSIAL-EKONOMI BANGSA.
B. RUMUS
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa
pengertian dari aktualisasi dan keadilan sosial-keadilan ekonomi?
b. Fungsi NDP didalam organisasi HMI ?
c. Apa faktor –
faktor yang menyebabkan dirumuskannya NDP?
d. Syarat-syarat utama bagi suksesnya
perjuangan kader HMI?
e. Apa Esensi Ajaran Islam Tentang Kemasyarakatan ?
C. TUJUAN
PENELIHAN
Ada
pun tujuan penulis :
a. agar
kader HMI dapat memperjuangkan persiapan masyarakat dalam menhadapi MEA
2015.
b. Supaya
kader HMI tidak terpuruk dalam menghadapi persaingan global.
BAB II
DASAR
TEORI
Pada dasarnya HMI pedoman terhadap NDP sebagai acuhan untuk
memahami problema masyarakat umunya. Tetapi pengetahuan tasawwur
(konsepsi)sebagaimana telah diketahui hanyalah merupakan
gagasan-gagasan sederhana yang didalamnya belum ada penilaian maka itu ia dapat
saja benar atau salah. Oleh karenanya seseorang tidak diperkenankan untuk
merasa puas hanya dengan pengetahuan konsepsi. Tetapi ia harus melangkah untuk
mendapatkan pengetahuan yang bersifat yakinyaitu pengetahuan-pengetahuan
tasdhiqi. Dalam artian bahwa ia harus melakukan suatu proses penilaian terhadap
setiap gagasan-gagasan atau konsepsinyaitu agar dapat diyakini.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
METODA PENGUMPULAN DATA
Pada
penulisan makalah ini, dalam pengumpulan datanya penulis menggunakan beberapa
metode yaitu;
1.
Observasi (Pengamatan)
Dalam
proses pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan secara langsung atas
seizin Pembimbing Lapangan yang diketahui oleh Kepala Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Rawas sehingga penulis mendapat data yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengambil atau
mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap perlu dalam penulisan laporan ini.
3. Kepustakaan
Pada
metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat
data-data yang ada pada suatu buku atau literatur yang berhubungan dengan
laporan yang disusun oleh penulis.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIHAN
1.
Waktu
Waktu dalam
pembuatan makalah ini dilakukan selama 5 hari terhitung sejak tanggal 1 Februari
2015 sampai dengan tanggal 5 Februari 2015.
2. Tempat
Tempat penelitihan makalah ini di
sekretariatan HMI cabang Libuklinggau.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
AKTUALISASI DAN KEADILAN SOSIAL-EKONOMI
1. AKTUALISASI
Aktualisasi
(actuality) sebagai cirri keempat dari surat kabar adalah mengenai berita yang disisarkan.
Aktualisasi menurut kata asaalnya berarti “kini” dan keadaan sebenarnya”
keduanya sangat erat dengan sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan dalam
surat kabar. Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi saat ini.
Dengan kata lain : laporan mengenai peristiwa yang baru terjadi dan yang
dilaporkan harus benar. Tetapi yang dimaksud dengan aktualisasi sebagai cirri
cirri surat kabar adalah kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya
kebenaran berita
2. KEADILAN SOSIAL-EKONOMI
Keadilan menjadi sebuah konsep abstrak yang sering
diartikan secara berbeda oleh setiap orang utamanya mereka-mereka yang pernah mengalami suatu ketidakadilan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal ini menuntut secara tegas perlu dilakukan redefenisi
terhadap apa yang dimaksud dengan keadilan.
Bila keadilan diartikan sebagai tercipta suatu
keseimbangan dan persamaan yang proporsional maka pemecahan permasalahan
keadilan sosial dan ekonomi hanya dapat teratasi dengan menemukan jawaban
terhadap sebab - sebab terjadinya ketidak adilan sosial dan ekonomi serta
bagaimana agar dalam distribusi kekayaan dapat terbagi secara adil sehingga
terhindar dari terjadinya diskriminasi dan pengutuban, atau kelas dalam
masyarakat.
Jelas terlihat dari problem yang dihadapi bahwa kasus
keadilan sosial dan ekonomi bukanlah merupakan wilayah garapan ilmu ilmiah
(positif). Karena masalah keadilan bukanlah fenomena empiris yang dapat diukur
secara kuantitatif. Namun ia merupakan konsep abstrak yang berkenaan dengan
aspek kebijakan-kebijakan praksis, karena itu ia merupakan garapan filosofis
dan bersifat ideologis. Itulah sebabnya mengapa dalam menjawab masalah diatas
setiap orang atau kelompok memiliki jawaban dan konsep yang berbeda sesuai
dengan ideologi, kandungan batinnya serta kapasitas pengetahuannya.
3. AKTUALISASI
NDP DALAM MEMBANGUN KEADILAN SOSIAL - EKONOMI BANGSA
Suatu berita tentang NDP yang dilakukan kader HMI
dalam memahami permasalahan keadilan sosial-ekonomi sesusai dengan materi NPD
bab vii tentang keadilan sosial-ekonomi.
B. FUNGSI
NDP DIDALAM ORGANISASI HMI
NDP memiliki posisi dan fungsi stretegis
dalam HMI sebagai organisasi kader. Perumusan NDP oalimg tidak menunjkan
keberanian sekelompok kaum muda Indonesia, yang tergabung dalam HMI,untuk
melakukan presepsi-presepsi dasarnya tentang islam.
Dari ungkapan diatas, dapatlah kita
ketahui fungsi NDP, yaitu sebagai pedoman dan pegangan bagi setiap anggota,
aktivis, kader dan pengurus HMI dan sebagai panduan kader HMI agar bisa
memahami islam dengan baik, serta dapat menerjemahkannya untuk melaksanakan
ajaran agama islam dalam dimensi ruang dan waktu dalam bingkai keislaman,
keindonesiaan, dan kemodernan sebagai bentuk pemecahan masalah terhadap
problema dihadapi, datang silih berganti tanpa berhenti, sehingga menjadi wujud
nyata secara empiris di tengah-tangah masyarakat sebagai usaha untuk melakukan
perubahan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan kontemporer. Juga NDP berfungsi
guna menerjemahkan dan konstekstualisasi nilai-nilai abstrak dalam bentuk yang
lebih kongkrit.
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN
DIRUMUSKANNYA NDP
Pertama,
karena pemahaman keIslaman di Indonesia masih perlu ditingkatkan, sehingga
masih ada persoalan yaitu bagaimana menghayati nilai – nilai Islam itu. Untuk
itu perlu dimiliki pedoman dan pegangan agar dapat menghayati nilai – nilai
Islam itudengan belajar ke sumber Islam yang asli di kawasan Timur Tengah,
namun hal itu tidak diperoleh sepenuhnya, karena banyak slogan – slogan
loyalistik yang dikemukakan para tokoh Islam. Yang diperlukan adalah pemikiran
untuk memecahkan masalah. Ketika mengkhatamkan Al–Qur’an dengan terjemahan
bahasa Inggris, serta hasil diskusi yang dilakukan, Nurcholis Madjid atau
sering dipanggil Cak Nur menemukan beberapa halyang relevan untuk Indonesia.
Dari hasil wisata rohani dan pengembaraan intelektual selama tiga bulan di
Timur Tengah, Cak Nur menulis sesuatu tentang nilai – nilai dasar Islam, dan
inilah embrio dari Nilai – Nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang disahkan pada
konggres ke – 9 HMI di Malangtanggal 3 – 10 Mei 1969.
Kedua, sampai bulan April 1969, HMI
belum memiliki sebuah buku tentang Islam yang dijadikan pegangan perjuangan
bagi kader – kader HMI sebagaimana layaknya organisasi perjuangan. Terasa ada
sesuatu yang kurang dalam perkaderan HMI. Persoalan keIslaman agaknya kurang mendapat
tempat yang memadai. Untuk mengatasi kekurangan itu, Cak Nur membuat dan
merumuskan NDP.
Ketiga,
yaitu untuk memberi panduan bagi kader HMI agar bisa memahami Islam dengan baik
dan bisa menerjemahkannya dalam dimensi ruang dan waktu. NDP itu memuat nilai –
nilai ajaran Al Qur’an yang bersifat universal.
Keempat, agar HMI memiliki suatu
ideologi yang dapat bertahan relatif lama yaitu antara 20 s/d 25 tahun. Sebelum
NDP dirumuskan, HMI memiliki ideologi atau doktrin perjuangan, yaitu : 1)
Kepribadian HMI yang disahkan pada Konggres ke-7 HMI di Jakarta tanggal 8 – 14
September 1963. Kepribadian itu dirumuskan sangat situasional untuk menghadapi
rezim Orde Lama, yang isinya yang terdiri dari 6 esensi, yaitu a) Dasar Tauhid,
b) Dasar Keseimbangan, c) Kreatif, d) Dinamis, e) Pemersatu, f) Progresif
Revolusioner. Ketika Orde Baru muncul pada tahun 1966, Kepribadian HMI diganti
lagi dengan Garis – Garis Pokok Perjuangan (GPP) yang dirumuskan dan sahkan
pada Konggresn ke-8 HMI di Solo tanggal 10 s/d 17 September 1966. GPP HMI ini
sifatnya juga sangat situasional untuk menghadapi Orde Baru.
Sesuai dengan situasi objektif
intern maupun ekstern HMI, serta melihat dari kebutuhan perjuangan pada saat
itu, maka strategi besar HMI diarahkan kepada 3 (tiga) sasaran, yaitu
a. Intern HMI, konsolidasi organisasi
HMI,
b. Intern ummat Islam, Integrasi ummat,
c. Nasional – Pembinaan Orde Baru.
Kelima, untuk memberi panduan bagi
kader HMI agar bisa memahami Islam dengan baik dan bisa menerjemahkannya dalam
dimensi ruang dan waktu dalam bingkai keIslaman, keIndonesiaan, dan kemodernan.
D. SYARAT-SYARAT UTAMA BAGI SUKSESNYA
PERJUANGAN KADER HMI
4.
Keteguhan
iman atau keyakinan kepada dasar yaitu idealism kuat, yang berarti harus
memahami dasar perjuangan.
5.
Ketepatan
penelaahaan kepada medan perjuangan guna dapatmenetapkan langkah-langkah yang
harus ditempuh, berupa program perjuangan atau kerja, yaitu ilmu yang luas.
E.
ESENSI AJARAN
ISLAM TENTANG KEMASYARAKATAN
Sejarah
umat manusia menunjukkan mata rantai yang panjang di mana bebrbagai kejadian
selalu muncu. Jika kemudian selalu lahir orang – orang besar, orang – orang
yang mampu menangkap kehendak sejarah dan berperan besar di dalamnya, maka hal
itu tak terlepas dari sejarah itu sendiri. Sang pemimpin selalu muncul, dia ada
di depan untuk mengarahkan masyarakat akan harapan hari depan. Dia mampu
menangkap apa yang menjadi keresahan masyarakat dan sekaligus memberikan
harapan akan hari depan.
Sejarah munculnya Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin dan pelopor orang – orang Arab (dan kemudian dunia) yang
kemudian dikenal sebagai orang besar dalam sejarah dunia. Beliau memberikan
jawaban dan mengarahkan masyarakat bergerak untuk menjawab berbagai macam
kontradiksi yang ada, yang oleh banyak orang dikenal sebagai “zaman jahiliyah”
(Nurani Soyomukti, 2008). Sejarah tersebut dapat dijadikan motivasi dan
renungan bagi kita sebagai umat Islam untuk menyongsong masa depan.
Dalam untaian khazanah perkembangan
ilmu pengetahuan dunia Islam, berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas
masyarakat dan individu yang ada di dalamnya, telah mendapatkan perhatian yang
besar. Hal tersebut dapat dilihat di dalam beberapa karya besar ilmuwan muslim
yang berbicara tentang masyarakat, negara, politik, pemerintahan, dan lain
sebagainya. Sayangnya, ketika disiplin yang berkaitan dengan hal tersebut
berkembang dan mewujud dalam disiplin sosiologi serta menjadi semakin krusial
keberadaannya dalam ranah praktis, para ilmuwan muslim kontemporer justru
sedikit sekali yang dapat memberikan kontribusi signifikan yang mewarnai
sosiologi kontemporer (Syarifuddin Jurdi, 2010).
Akhir-akhir ini sering muncul
ungkapan dari sebahagian pejabat pemerintah, politisi, cendekiawan, dan
tokoh-tokoh masyarakat tentang masyarakat madani (sebagai terjemahan dari kata
civil society). Tanpaknya, semua potensi bangsa Indonesia dipersiapkan dan
diberdayakan untuk menuju masyarakat madani yang merupakan cita – cita dari
bangsa ini. Masyarakat madani diprediski sebagai masyarakat yang berkembang
sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan agama. Di bawah kekuasaan
rezim orde baru di masa lalu, potensi kekuatan masyarakat madani memang telah
mengalami pengendalian luar biasa melalui berbagai bentuk represi dan kooptasi
(Ahmad Doli Kurnia, 2002).
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
NDP adala sebagai acuan Kader HMI dalam Menjalankan
fungsinya di tengah-tengah masyarakat yang tertidas dalam kemiskinan. Maka
kader HMI segera akan mencari solusinya demi kemakmuran masyarakat. Mesyarakat merupakan suatu ujud masyarakat yang memiliki
kemandirian aktivitas dengan ciri: universalitas, supermasi, keabadian,
pemerataan kekuatan, kebaikan dari dan untuk bersama, meraih kebajikan umum,
piranti eksternal, bukan berinteraksi pada keuntungan, dan kesempatan yang sama
dan merata kepada setiap warganya. ciri masyarakat ini merupakan masyarakat
yang ideal dalam kehidupan. Untuk Pemerintah pada era reformasi ini, akan
mengarakan semua potensi bangsa berupa pendidikan, ekonomi, politik, hukum,
sosial budaya, militer, kearah masyarakat madani yang dicita-citakan.
Konsep dasar pembaharuan pendidikan
harus didasarkan pada asumsi asumsi dasar tentang manusia meenurut aajaran
Islam, filsafat dan teori pendidikan Islam yang dijabarkan dan dikembangkan
berdasarkan asumsi-asumsi tentang manusia dan lingkungannya. Atau dengan kata lain
pembaharuan pendidikan Islam adalah filsafat dan teori pendidikan Islam yang
sesuai dengan ajaran Islam, dan untuk lingkungan ( sosial - kultural) yang
dalam hal ini adalah masyarakat madani. Dan Konsep dasar pendidikan Islam
supaya relevan dengan kepentingan umat Islam dan relevan dengan disain
masyarakat madani. Maka penerapan konsep dasar filsafat dan teori pendidikan
harus memperhatikan konteks supra sistem bagi kepentingan komunitas
"masyarakat madani" yang dicita-citakan bangsa ini.
B. SARAN
Mengiingat betapa banyaknya manfaat NDP
dikalangan masyarakat. Maka sudah seharusnya kader HMI mengakarkan NDP-NDP di
kalangan pemuda yang beragama islam. Supaya kader Jaringan Komputer terhadap kalangan pelajar, perguruan
tinggi, masyarakat maupun pemerintah, maka sudah
seharusnya Jaringaan Komputer atau Internet kita gunakan
sebagai bahan komunikasi yang cepat, agar segala sesuatu dapat berjalan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar